
Sejak ada pertama kali, bermain video game sampai pas ini masih senantiasa menjadi salah satu aktivitas paling menarik untuk dijalankan di sela-sela aktivitas rutinitas. Baik anak-anak, remaja, orang tua, pria, dan wanita, bisa dibilang hampir seluruh orang menyukai bermain video game.
Terlebih di sebagian tahun paling akhir ini, saat game esports jadi menjamur. Dengan unsur kompetitifnya yang kental, game esports seakan mempunyai pengalaman bermain video game menjadi lebih jauh satu tingkat yang disampaikan kepada berita games terbaru.
Tentu saja ini seluruh tidak asal diklaim, dikarenakan memang terhadap faktanya game esports udah menjadi salah satu penyumbang tertinggi didalam penghasilan industri game sebagian tahun terakhir. Bahkan sebagian pihak memprediksi angka penghasilan yang dihasilkan oleh game esports dapat konsisten naik tahun ke tahun. Diperkirakan terhadap tahun 2023 mendatang, game esports dapat menghasilkan lebih dari 3 miliar dolar. Dan menariknya lagi, sampai pas ini pun, penghasilannya tidak tunjukkan adanya penurunan.
Meskipun segelintir orang masih senantiasa teguh terhadap pendiriannya—tidak menganggap game esports sebagai cabang olahraga yang lazim—namun terhadap pada akhirnya cabang game ini juga mempunyai pertandingannya yang bahkan sebagian di antaranya berhadiah puluhan juta dolar. Seperti Dota 2 misalnya, bersama turnamen akbarnya, The International 2021, yang mempunyai total hadiah lebih dari 40 juta dolar.
Mungkin anda pernah bertanya, apa sih yang membuat game esports menjadi begitu populer? Mengapa tiba-tiba banyak orang menjadi begitu tertarik dengannya? Menjawab pertanyaan ini, Gimbot sendiri punyai sebagian pendapat.
Mudah Dipelajari, Meskipun Susah Dikuasai
Setuju atau tidak, umumnya game esports memang mempunyai gameplay yang tidak serumit genre lain. Misi utama anda sekedar mengalahkan musuh, itu saja. Selain itu, durasi game esports juga cenderung singkat dan bisa anda mainkan kapan saja tanpa mesti ketinggalan level. Tidak layaknya MMORPG yang mengharuskan anda grinding demi raih level tinggi, ataupun game RPG lainnya bersama durasi panjang yang memang dimaksudkan bikin mereka para penikmat jalan cerita.
Jangan lupa juga ucapkan terima kasih kepada para developer yang pada akhirnya menciptakan game mereka untuk platform mobile. kehadiran game ke platform mobile layaknya smartphone atau tablet juga membuat game esports (atau genre lainnya) menjadi populer. Kini, seluruh orang bisa memainkan game melalui ponsel mereka, tidak diharuskan mempunyai konsol ataupun pc layaknya belasan tahun lalu.
Komunitasnya yang Begitu Kompak
Dulu, segelintir anak muda barangkali dapat berkumpul bersama di akhir pekan untuk lihat pertandingan sepakbola ataupun bola basket. Semenjak sebagian tahun lalu, tradisi itu memang senantiasa ada, tetapi digantikan bersama lihat turnamen esports.
Serupa halnya bersama sepak bola ataupun basket, game esports juga punyai turnamen bersama tim dan pemain di dalamnya. Pemainnya punyai nama beken masing-masing, mengenakan jersey, bertanding di atas panggung, dan ditonton secara segera ataupun secara live oleh jutaan penonton. Beberapa pemainnya pun tersedia yang terlampau terkenal, bak seorang mega bintang layaknya Kobe Bryant di bola basket ataupun Christiano Ronaldo di sepak bola.
Itu seluruh tak terlepas dari pertolongan komunitasnya yang begitu solid. Uang yang disumbangkan oleh komunitas melalui pembelian item di didalam game, nantinya dapat digunakan untuk tingkatkan jumlah total hadiah turnamen.
Dan saat turnamennya diadakan secara offline, komunitas juga bisa belanja tiket untuk lihat secara langsung, tentu ini terlampau mendukung penyelenggara dari segi keuangan. Sementara, andaikata inginkan mendukung tim favoritnya, komunitas bisa berbelanja bervariasi merchandise yang udah disiapkan layaknya kaos, topi, dan lain sebagainya. Bersamaan bersama industrinya yang konsisten berkembang, komunitas game esports juga turut makin tambah besar dari tahun ke tahun.
Melatih Kemampuan Individual dan Kerjsama Tim
Ibarat kata orang, bermain game dapat menjadi lebih seru jika dijalankan bersama teman. Begitu juga halnya bersama game esports, yang kebanyakannya memang didesain untuk dimainkan secara tim. Namun tersedia juga yang bisa dimainkan sendiri, layaknya game fighting contohnya.
Seperti yang Gimbot sebutkan di atas, game esports memang ringan dipelajari tetapi susah jika anda inginkan terlampau menguasainya. Sulit di sini dikarenakan kita juga mesti menyimak bagian-bagian kecil yang tersedia di game. Kita ambil Dota 2 sebagai contohnya, tak hanya objektif utamanya yakni menghancurkan bangunan utama musuh, di game ini kita juga mesti melacak tahu pergerakan musuh, item yang dibuat oleh musuh, penentuan karakter, pas jeda setiap skill, dan lain-lain.
Kedengarannya memang sedikit rumit dan barangkali sebagian orang dapat segera menolak jika diminta untuk mencoba bermain game esports. Namun, menariknya, justru hal-hal kecil tadilah yang membuat game esports menjadi terlampau kompetitif. Dan dikarenakan ini jugalah, game esports bisa melatih kebolehan individu ataupun kerjasama antar pemain. Pemain diminta untuk berpikir, melacak langkah bagaimana memenangkan pertempuran, serta menciptakan kombinasi skill dan item yang bisa menyingkirkan musuh didalam sekejap.
Multiplayer Online Battle Arena atau MOBA, merupakan salah satu genre yang paling diminati oleh kalangan pengagum game esports. Kita sekali ulang mengambil alih Dota 2 sebagai contohnya, game ini juga game yang terlampau mengfokuskan permainan terhadap kerjasama tim.
Di atas adalah sebagian alasan mengapa game esports terlampau diminati oleh kalangan gamers. Perlu diketahui bahwa apa yang Gimbot sebutkan seluruh di atas merupakan pendapat pribadi.